Ujung Pandang Tanah
Kelahiran dengan Sejuta Keindahannya
Ujung
Pandang atau yang saat ini lebih dikenal saat ini dengan nama Makassar memiliki
banyak keindahaan tempat wisata yang sayang untuk dilewatkan jika berkunjung ke
Makassar. Kota Daeng tanah kelahiranku.
Inilah
beberapa keindahan dari tanah kelahiranku…
1. Pantai Losari
Belum
mampir ke Pantai Losari, Pantai yang terletak di sebelah barat Kota Makassar
ini menjadi salah satu pusat wisata warga Makassar, keindahan Pantai Losari ini
bisa di nikmati pada waktu Pagi, Siang, Sore serta malam Hari.
Tidak
hanya itu, Pantai Losari ini dijadikan salah satu tempat untuk acara Car Free
Day Kota Makassar yang di adakan setiap Hari Minggu, kebayangkan bagaimana
ramenya tempat ini. Olahraga sambil menikmati indahnya Pantai Losari di Pagi
Hari. Dipantai
ini pun banyak sekali wahana bermain seperti memancing, naik sepeda air atau
banana boat, berlayar dengan perahu dan masih banyak lagi.
2. Trans Studio
Trans
Studio Makassar menjadi sebuah ikon tempat wisata modern di kota ini. Dibuka
pada tanggal 20 Mei 2009, Trans Studio berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar.
Di dalamnya, terdapapat 21 wahana dan empat zona permainan yaitu Studio
Central, Cartoon City, Lost City, dan Magic Corner.
Tempat
wisata ini buka setiap hari mulai pukul 10:00 sampai 19:00, kecuali pada akhir
pekan dan hari libur nasional, Trans Studio Makassar buka sampai dengan pukul
21:00. Untuk tiket masuk, Anda akan dikenakan biaya sebesar 100.000 Rupiah pada
hari biasa, 175.000 Rupiah pada akhir pekan dan 200.000 Rupiah saat ada event
tertentu di sini.
3. Fort Rotterdam
Fort
Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng
peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan.
Benteng
ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng
Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar
tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin
konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari
Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk
seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya
sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di
laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama
asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar
menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas
pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani
perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk
menyerahkan benteng ini kepada Belanda.
Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang
diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort
Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian
digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia
bagian timur.
Di
kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya
terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan
daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung
benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar.
Tidak ada komentar: